TOP! Kau Menatapku Dengan Marah, Tapi Aku Tahu Itu Cinta Yang Hancur.
Di taman LUNAS yang bermandikan kabut pagi, di mana bunga persik berjatuhan bagai air mata dewa, matamu menikamku. Bukan dengan belati, tapi dengan kilat amarah yang tersembunyi di balik obsidian hitam. Aku tahu itu. Aku selalu tahu.
Wajahmu, seukir patung giok di bawah rembulan, mengeras. Bibirmu, yang seharusnya melukis senyum mentari, tertekuk dalam cemoohan yang menyayat. Setiap kata yang kau lontarkan bagai anak panah beracun, menembus jantungku, meninggalkan luka yang tak tersembuhkan.
Namun, di balik badai itu, aku melihatnya. Pantulan cinta yang hancur berantakan seperti cermin yang dijatuhkan dari ketinggian. Serpihan-serpihan masa lalu yang kita rajut bersama, mimpi-mimpi yang kita tanam di ladang harapan. Semuanya hancur, berkeping-keping, tapi cahayanya masih membias di matamu.
Kita bertemu di dunia yang remang, di antara lukisan-lukisan kuno yang bernapas dengan rahasia. Aku adalah pelukisnya, kau adalah inspirasinya. Setiap goresan kuas adalah doa, setiap warna adalah janji. Namun, kanvas kehidupan ternyata lebih kejam dari yang kita bayangkan.
Kau adalah bintang yang terlalu terang untuk kugapai. Aku adalah awan yang terlalu rendah untuk kau perhatikan. Kita terikat takdir yang tragis, ditakdirkan untuk saling mencintai dari kejauhan, dari dimensi waktu yang terpisah oleh jurang tak berujung.
Atau...mungkinkah semua ini hanya ilusi? Bayangan yang menari di dinding hatiku yang sepi? Kerinduan yang menjelma menjadi mimpi buruk yang indah?
Suatu malam, di bawah payung bulan purnama, kau berbisik: "Lukisan itu… lukisan itu adalah KITA. Tapi…aku tidak pernah melukis…"
Saat itulah aku mengerti. Taman lunas, lukisan kuno, kata-kata pedasmu, semua itu bukan kenangan. Itu adalah RAMALAN. Kita belum bertemu. Amarahmu belum terucap. Cintamu belum hancur.
Namun… itu semua akan terjadi. PASTI.
Dan di saat itu, di saat cinta kita benar-benar hancur di depan mata, aku akan ingat malam ini, bisikanmu, dan misteri lukisan itu.
"...aku akan menunggumu, meski hanya dalam mimpi yang paling kelam..."
You Might Also Like: Jualan Kosmetik Bisnis Tanpa Stok_3